INSPEKSI
Waktu
pelaksanaan :
Tujuan
pelaksanaan:
·
Melihat
gejala-gejala khas pada penyakit jantung.
1.
Persiapan klien
a. Klien diberi
penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan.
b. Klien dalam keadaan
rileks dan nyaman.
2.
Persiapan alat
a.
Alat tulis
3.
Langkah-langkah pelaksanaan
Inspeksi kulit
a. Adakah
sianosis? Sentral atau perifer
b. Adakah xantomata?
c. Adakah
ruam kulit? Eritema marginatum
Inspeksi kuku
a. Adakah
splinter hemorrhage? (garis kecoklatan di dasar kuku)
Inspeksi wajah
a. Stenosis aorta supravalvular
-
Mata terletak berjauhan
-
Strabismus
-
Telinga letakx rendah
-
Hidung yg menengadah
-
Hipoplasia mandibula
-
Wajah bulat seper
b. Stenosis pulmonal
-
Wajah bulat seperti bulan
-
Mata yang terletak berjauhan
c. hipotiroidisme
-
Wajah tanpa ekspresi
-
Kelopak mata bengkak
-
Hilangnya sepertiga luar alis
d. Arteri
koronaria diatas 50 thun
-
Lipatan daun telinga
-
Lipatan melintang (tanda Lichtstein)
-
Biasanya bilateral
Inspeksi
mata
-
Ada xanteplasma (plak kekuningan pada kelopak mata)→
hiperlipoproteinemia
-
Terdapat senilis (<40 thun) → hiperkolesterolemia
-
Keruhnya kornea
→ sarkoidosis
-
Pindahnya lensa mata →
sindrome
marfan
-
Perdarahan konjungtiva → endokarditis infektif
-
Hipertelorisme (mata b’jaral lebar) → penyakit jantung
kongenital
-
Pem. Retina →
diabetes,
hipertensi, aterosklerosis
Inspeksi
mulut
-
Pasien membuka mulut lebar-lebar,
-
Palatum melengkung tinggi → ggg. Jantung kongenital
-
Adakah petekiae pada palatum → endokarditis bakterial subakut
Inspeksi leher
-
Terdapat webbing →
sindrome
turner
Inspeksi
konfigurasi dada
-
Pectus excavatum →
sindrome
marfan dan prolaps katup mitral
-
Pectus carinatum →
sindrome
marfan
-
Adakah gerakan jantung yg dapat dilihat
Inspeksi ext.
Defek septum atrium
-
Falang ekstra
-
Jari tangan ekstra
-
Jari kaki ekstra
Sindrome marfan atw regurgitasi aorta
-
Jari tangan yg panjang dan kurus
4.
Parameter
PALPASI
Waktu
pelaksanaan :
Tujuan
pengukuran :
·
.
1.
Persiapan klien
a. Klien diberi
penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan.
b. Klien dalam keadaan
rileks dan nyaman.
2.
Persiapan alat
a.
Alat tulis
3.
Langkah-langkah pelaksanaan
a. Posisi pasien duduk atau tidur
terlentang dan berhadapan dengan pemeriksa
b. Bila duduk posisi kedua tangan
pasien dipaha atau dipinggang, bila tidur terlentang posisi kedua tangan
disamping dan sejajar dengan badan.
c. Tentukan ruang antar iga ke-5
kiri yaitu ruang antara tulang iga ke-5 dan ke-6.
d. Tentukan garis midklavikula
kiri yaitu dengan menarik garis lurus yang memotong pertengahan tulang
klavikula kearah inferior tubuh.
e. Tentukan letak iktus dengan
telapak tangan kanan pada dinding dada setinggi ruang antar iga ke-5 digaris
midklavikula
f. Apabila ada getaran pada telapak
tangan, kemudian lepaskan telapak tangan dari dinding dada.
g. Untuk mempertajam getaran
gunakan jari ke-2 dan ke-3 tangan kanan
h. Tentukan getaran maksimumnya,
disinilah letak iktus kordis.
4.
Parameter
PERKUSI
Waktu
pelaksanaan :
Tujuan
pengukuran :
·
Mengetahui
batas-batas jantung.
1.
Persiapan klien
a. Klien diberi
penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan.
b. Klien dalam keadaan
rileks dan nyaman.
2.
Persiapan alat
a.
Alat tulis
3.
Langkah-langkah pelaksanaan
a. Tempatkan jari tengah lurus di antara space intercosta
dan jari tengah tangan yang lain mengetuk pelan jari yang di intercosta
tersebut. Prosedur/ketukan ini diulang beberapa kali pada beberapa tempat di
bagian area kiri dan kanan pada anterior dan posterior dinding dada.
b. Dilakukan pada sela iga ke 3, 4, 5 dari garis aksilaris
anterior kiri ke garis axilaris anterior kanan.
c. Biasanya ada perubahan nada perkusi dari sonor ke redup
kira-kira 6 cm disebelah lateral kiri sternum.
d. Bunyi resonant (normal) ; bervariasi tergantung ketebalan
jaringan di bawahnya.
4.
Parameter
AUSKULTASI
Waktu
pelaksanaan :
Tujuan
pengukuran :
·
Mempelajari cara-cara pemeriksaan thoraks.
·
Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Pemeriksaan
thoraks.
·
Mengetahui
jenis-jenis bunyi jantung serta dapat membedakan bunyi jantung yang normal dan
abnormal
·
Melihat
gejala-gejala khas pada penyakit jantung.
Suara jantung berasal dari
penutupan katup-katup jantung. Beberapa literatur menyebutkan bahwa bunyi
tersebut berasal dari aliran turbulensi darah akibat getaran katup yang
menjalar hingga ke area dada.
Suara jantung yang dapat terdengar ada 2 bunyi. Bunyi pertama terjadi
akibat penutupan katup atrioventrikel (katup tricuspid dan katup mitral) dan
bunyi kedua terjadi akibat penutupan katup semilunaris (katup aorta dan katup
pulmonalis).
1.
Persiapan klien
a. Klien diberi
penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan.
b. Klien dalam keadaan
rileks dan nyaman.
2.
Persiapan alat
a. Stetoskop
b.
Alat tulis
3.
Langkah-langkah pelaksanaan
a. Posisi pasien berbaring dengan sudut 30 derajat.
b. Mintalah pasien relaks dan bernapas biasa.
c. Tempelkan stetoskop di daerah intercostalis 2 bagian
kanan dan kiri untuk mendengarkan bunyi katub semilunaris sedangkan untuk katup
atrio-ventrikularis, di daerah intercostalis 4 dan 5 kiri ke arah sternum dan
intercostalis 5 kiri.
d. Perhatikan
irama dan frekuensi suara jantung
e. Bedakan irama systole, diastole dan intensitasnya
No comments:
Post a Comment