March 14, 2012

HEMIPLEGIA


Hemiplegi termasuk paralysis pada bagian sebelah tubuh dan menimbulkan efek pada arm, leg, dan trunk. Yang paling utama yaitu pada limb dan trunk dilihat dari posisi dan luas lesi, dan wajah yang terkena.
Hemiplegi adalah suatu keadaan spastik/flaccid paralysis lengan dan tungkai separuh badan akibat gangguan kontralateral fungsi otak. Keadaan yang lebih ringan dari penyakit ini disebut hemipharesis.
Penyebabnya a.l:
1.      CVD = emboli, trombus, macam-macam tumor dan infeksi
2.      CVA = trsums / perdarahan intracerebral dan subarachnoid sangat erat kaitannya dengan faktor resiko seperti hipertensi , kolesterol, pola hidup stress, diabetes dan kegemukan.
Proses patologi diawali oleh gangguan sirkulasi darah seperti perdarahan di otak di daerah sirkulasi willici. Tempat-tempat yang sering mengalami gangguan : capsula interna, corpus striatum, dan thalamus.
Hemiplegia umumnya terjadi pada usia >40 tahun, karena kualitas pembuluh darah mulai menurun (degenerasi) bersamaan dengan pertambahan usia, dalam hal ini tekanan intravusal cenderung meninggi sehingga pembuluh darah di otak suatu saat pecah menyebabkan hemiplegia.
Pada penyumbatan peredaran darah di batang otak (pons) menyebabkan kelumpuhan sekitar wajah sisi homolateral serta lengan dan tungkai sisi kontralateral.
Berdasarkan tempat kerusakan, hemiplegia terbagi menjadi 3 jenis :
1.      Hemiplegi akibat hemilesi di cortex mototrik primer
2.      Hemiplegi akibat hemilesi di capsula interna
3.      Hemiplegi Alternans akibat hemilesi di batang otak, dapat terjadi di mesencephalon, Pons.
Pada penderita hemiplegi, reflex yang diperiksa adalah reflex patologi dan fisiologi, seperti : refleks babinsky.

Posisi umum penderita hemiplegi:
1.      Kepala penderita fleksi dan rotasi ke arah yg sakit. dan wajah miring ke sisi yang sakit.
2.      Lengan: scapula retraksi dan shoulder girdle depresi, shoulder tertarik ke arah belakang dan bawah, elbow fleksi serta pronasi dari lengan bawah, wrist joint fleksi serta ulnar deviasi, jari-jari fleksi dan adduksi, thumb fleksi dan adduksi.
3.      Vertebra : trunk berotasi ke belakang le sisi yang sakit disertai dengan side fleksi ke arah yg sakit.
4.      Pelvic rotasi ke arah belakang ke sisi hemiplegi, jika terjadi kompressi saat berjalan yang mengganggu tubuh yang sehat  dapat menimbulkan skoliosis.
5.      Tungkai: hip adduksi dan internal rotasi, knee ekstensi, kaki plantar dan inversi, jari-jari kaki fleksi dan adduksi (kadang-kadang ekstensi yang membuat suatu gejala babinsky’s sign positif).  
Stadim hemiplegi terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:
1.      Stadium akut                     :
Gejala ditandai dengan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba atau apoflasic yang diawali dengan sakit kepala, pusing tapi kadang-kadang tidak disertai kelelahan, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh lidah yang paralysis. Semua refleks hilang dan bola mata berputar ke arah sisi yang rusak. Wkatunya 2-3 minggu (lumpuh total).
2.      Stadium recovery/flaccid  :
Gejalanya nadi cepat, penderita sadar, tidak dapat tidur, suhu tubuh naik, mudah terkejut, sistem reflex mulai ada sedikit, otot yang terkena flaccid dalam waktu 2-3 minggu akan kembali utamanya pada lengan dan jari-jari. Di dalam tubuh ada 2 otot yang paling berfungsi pada penderita hemiplegi yaitu M.latissimus dorsi dan M.gluteus maximus.
3.      Stadium residual spastik   :
Otot dan refleks pada stadium residual spastik mulai kembali. Refleks kembali akan tetapi hyperrefleks, kemudian akan timbul ankle clonus dan babinsky’s sign. Perasaan penderita tidak stabil, selalu khawatir akan jatuh, pada saat berjalan tubuh yang sehat akan menyangga berat badan sehingga akan terjadi imbalance muscles. Cara berjalannya condong ke arah sisi yang sehat dan pada saat berjalan tungkainya membentuk pola setengah lingkaran karena bantuan dari M.latissimus dorsi dan M. gluteus maximus yang berfungsi mengangkat pelvic dan mengekstensikan hip joint.
Apoxia sensorik dan motorik terjadi gangguan bicara karena terkenanya area broca atau area-44 yang terletak di samping kanan. Sensasi mengalami gangguan terutama rasa kinestetik.
Komplikasi yang dapat terjadi a.l: statik pneumonia chest terjadi karena immobilisasi misx slama 2-3 minggu, kontraktur, frozen shoulder, drop foot, scoliosis, drop hand, atropi otot, gangguan psikis, decubitus, dan gangguan perkemihan.

1 comment: