Hemiplegi termasuk paralysis pada
bagian sebelah tubuh dan menimbulkan efek pada arm, leg, dan trunk. Yang paling
utama yaitu pada limb dan trunk dilihat dari posisi dan luas lesi, dan wajah
yang terkena.
Hemiplegi adalah suatu keadaan
spastik/flaccid paralysis lengan dan tungkai separuh badan akibat gangguan
kontralateral fungsi otak. Keadaan yang lebih ringan dari penyakit ini disebut
hemipharesis.
Penyebabnya a.l:
1. CVD
= emboli, trombus, macam-macam tumor dan infeksi
2. CVA
= trsums / perdarahan intracerebral dan subarachnoid sangat erat kaitannya
dengan faktor resiko seperti hipertensi , kolesterol, pola hidup stress,
diabetes dan kegemukan.
Proses patologi diawali oleh
gangguan sirkulasi darah seperti perdarahan di otak di daerah sirkulasi
willici. Tempat-tempat yang sering mengalami gangguan : capsula interna, corpus
striatum, dan thalamus.
Hemiplegia umumnya terjadi pada
usia >40 tahun, karena kualitas pembuluh darah mulai menurun (degenerasi)
bersamaan dengan pertambahan usia, dalam hal ini tekanan intravusal cenderung
meninggi sehingga pembuluh darah di otak suatu saat pecah menyebabkan
hemiplegia.
Pada penyumbatan peredaran darah
di batang otak (pons) menyebabkan kelumpuhan sekitar wajah sisi homolateral
serta lengan dan tungkai sisi kontralateral.
Berdasarkan tempat kerusakan,
hemiplegia terbagi menjadi 3 jenis :
1. Hemiplegi
akibat hemilesi di cortex mototrik primer
2. Hemiplegi
akibat hemilesi di capsula interna
3. Hemiplegi
Alternans akibat hemilesi di batang otak, dapat terjadi di mesencephalon, Pons.
Pada penderita hemiplegi, reflex
yang diperiksa adalah reflex patologi dan fisiologi, seperti : refleks
babinsky.
Posisi umum penderita hemiplegi:
1. Kepala
penderita fleksi dan rotasi ke arah yg sakit. dan wajah miring ke sisi yang
sakit.
2. Lengan:
scapula retraksi dan shoulder girdle depresi, shoulder tertarik ke arah
belakang dan bawah, elbow fleksi serta pronasi dari lengan bawah, wrist joint
fleksi serta ulnar deviasi, jari-jari fleksi dan adduksi, thumb fleksi dan
adduksi.
3. Vertebra
: trunk berotasi ke belakang le sisi yang sakit disertai dengan side fleksi ke
arah yg sakit.
4. Pelvic
rotasi ke arah belakang ke sisi hemiplegi, jika terjadi kompressi saat berjalan
yang mengganggu tubuh yang sehat dapat
menimbulkan skoliosis.
5. Tungkai:
hip adduksi dan internal rotasi, knee ekstensi, kaki plantar dan inversi,
jari-jari kaki fleksi dan adduksi (kadang-kadang ekstensi yang membuat suatu
gejala babinsky’s sign positif).
Stadim hemiplegi terdiri dari 3
tingkatan, yaitu:
1. Stadium
akut :
Gejala ditandai dengan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba atau
apoflasic yang diawali dengan sakit kepala, pusing tapi kadang-kadang tidak
disertai kelelahan, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh
lidah yang paralysis. Semua refleks hilang dan bola mata berputar ke arah sisi
yang rusak. Wkatunya 2-3 minggu (lumpuh total).
2. Stadium
recovery/flaccid :
Gejalanya nadi cepat, penderita sadar, tidak dapat tidur, suhu tubuh
naik, mudah terkejut, sistem reflex mulai ada sedikit, otot yang terkena
flaccid dalam waktu 2-3 minggu akan kembali utamanya pada lengan dan jari-jari.
Di dalam tubuh ada 2 otot yang paling berfungsi pada penderita hemiplegi yaitu
M.latissimus dorsi dan M.gluteus maximus.
3. Stadium
residual spastik :
Otot dan refleks pada stadium residual spastik mulai kembali. Refleks
kembali akan tetapi hyperrefleks, kemudian akan timbul ankle clonus dan
babinsky’s sign. Perasaan penderita tidak stabil, selalu khawatir akan jatuh,
pada saat berjalan tubuh yang sehat akan menyangga berat badan sehingga akan
terjadi imbalance muscles. Cara berjalannya condong ke arah sisi yang sehat dan
pada saat berjalan tungkainya membentuk pola setengah lingkaran karena bantuan
dari M.latissimus dorsi dan M. gluteus maximus yang berfungsi mengangkat pelvic
dan mengekstensikan hip joint.
Apoxia sensorik dan motorik terjadi gangguan bicara karena terkenanya
area broca atau area-44 yang terletak di samping kanan. Sensasi mengalami
gangguan terutama rasa kinestetik.
Komplikasi
yang dapat terjadi a.l: statik pneumonia chest terjadi karena immobilisasi misx
slama 2-3 minggu, kontraktur, frozen shoulder, drop foot, scoliosis, drop hand,
atropi otot, gangguan psikis, decubitus, dan gangguan perkemihan.
dikasih referensi juga dong sis
ReplyDelete