Pemeriksaan umum pada penyakit
respirasi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaaan
Umum
·
Vital sign : tekanan darah, denyut nadi, suhu,
pernafasan.
·
Tingkat kesadaran : perhatian, respon,
kerjasama, orientasi dll
·
Observasi :
i.
Warna = syanosis perifer (biru di kuku),
syanosis sentral ( biru di bibir)
ii.
Kepala dan leher =
1.
Ekspresi wajah (stress/cemas), tanda kelelahan
respirasi, keringat dan dilatasi pupil.
2.
Bernafas dengan mulut terbuka merupakan ciri
obstruksi kronik
3.
Pembesaran vena jugularis merupakan tanda
peningkatan tekanan vena & gagal jantung ventrikel dextra
4.
Hypertrofi otot-otot aksesoris ventilasi tanda
penyakit pparu kronik dan kelemahan otot diafragma.
iii.
Regio perifer =
1.
Kondisi kulit
2.
Digital clubbing tanda hypoxia kronik jaringan
3.
Edema atau pitting edema tanda gagal jantung
ventrikel dextra.
iv.
Bentuk tubuh = obesitas, normal, kurus
v.
Chest & postur = observasi pada thorax dan
rongga costa dari arah anterior, lateral, dan posterior.
c. Pemeriksaan
khusus:
·
Palpasi = dilakukan dengan pasien ekspirasi
maksimal lalu deep inspirasi
i.
Gerakan simetris chest = kedua telapak tangan di
atas dada
ii.
Cek ekspansi upper lobus = mid strena line di
sternal notch
iii.
Cek ekspansi middle lobus = processus xyphoideus
iv.
Cek ekspansi lower lobus = processus spinosus
vertebra sejajar/setinggi thorax
v.
Cek fremitus = getaran lembut pada chest saat
berbicara
vi.
Pengukuran lingkar thorax = dengan menghitung
perbedaan ukuran antara full inspirasi dan full ekspirasi. Dilakukan di:
1.
Setinggi axilla (2-3 cm)
2.
Setinggi proc xyphoideus (4-5 cm)
3.
Setinggi diafragma (7-8 cm)
vii.
Nyeri dinding dada di palpasi di area
anteroposterior dan lateral chest
viii.
Posisi trachea di palpasi = akan berubah jika
ada tekanan yang tidak simetris dari intrathoracal atau volume paru-paru.
·
Perkussi = ketukan atau pukulan dengan jari-jari
tangan untuk memeriksa kepekaan paru-paru khususnya ratio udara dalam
paru-paru. Hasil pemeriksaan:
i.
Bunyi resonant (normal)
ii.
Bunyi dull/datar = jaringan bertambah tebal
dibanding udara, misalnya disebabkan: adanya tumor atau konsolidasi cairan.
iii.
Bunyi hyperresonant (tympani) = jumlah udara
melebihi normal, misalnya pada kondisi emphysema.
·
Auskultasi = mendengar bunyi nafas menggunakan
stetoskop untuk mengevaluasi paru-paru yaitu untuk mengetahui:
i.
Area paru-paru yang mengalammi hambatan berat
dan area letak sputum untuk menentukan posisi PD
ii.
efektif tidaknya pemberian PD
iii.
paru-paru telah bersih dari sputum.
Cara
melakukannya dengan mengikuti pola huruf “S” dinding dada anterior, posterior,
dan lateral setinggi T2-T6-T10. Pasien inspirasi dalam melalui hidung dan
ekspirasi melalui mulut.
Hasil pemeriksaan:
Bunyi nafas
normal = tracheal, bronchial, bronchovesicular.
Bunyi nafas
abnormal = total absen, crackles /rales, wheezing.
·
Batuk dan sputum
i.
Batuk efktif = tajam, kuat, dan dalam serta
terjadi pengeluaran sputum bila dalam paru terdapat sputum.
ii.
Sputum abnormal bila > 100 ml dalam 24 jam.
iii.
Evaluasi sputum = warna, konsistensi dan jumlah
sputum.
d. Pemeriksaan
tambahan :
·
ROM test pada shoulder dan trunk
·
Muscle strength
·
General endurance
·
Penggunaan alat bantu tambahan
·
AGD, X-ray, tes fungsi paru, dan tes Lab
No comments:
Post a Comment