April 6, 2016

SEKILAS TENTANG SISTEM SARAF DAN FUNGSINYA

1. SYSTEM SARAF ADALAH BAGIAN DARI SYSTEM ORGAN KOMPLEKS YANG MENDUKUNG KEHIDUPAN MANUSIA

Fungsi pengaturan tubuh sebagian besar dilakukan oleh system saraf yang bekerja sama dengan system endokrin. Dalam melakukan fungsinya system saraf sangatlah rumit dan bersifat khas. Pada umumnya system saraf mengatur kegiatan tubuh seperti kontraksi otot, aktivitas yang terjadi di dalam visceral, dan bahkan mengatur kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin. System saraf juga berperan dalam hal penghantaran, pengolahan, dan penyimpanan informasi sehingga dapat dikatakan bahwa system inilah yang bertanggung jawab untuk sensoris data, proses, integrasi, koordinasi, serta perintah gerakan (motor command). Pengaturan yang dilakukan oleh system saraf dimulai dari penerimaan banyak informasi-informasi kecil dari berbagai organ sensoris yang kemudian selanjutnya akan dikirim melalui jaras-jaras yang terkait menuju system saraf pusat untuk diintegrasikan sehingga menghasilkan umpan balik berupa reaksi yang sesuai yang harus dilakukan oleh tubuh melalui jaras-jaras divisi motorik.

 2. FUNGSI DASAR SYSTEM SARAF : NEURON, SUPPORTING CELL, NEUROTHROPIN, SINAPS, DAN AKSI POTENSIAL Dalam menjalankan fungsinya, system saraf memiliki komponen-komponen terkait yang sangat penting dan saling berhubungan sehingga membentuk suatu organisasi system saraf. Komponen-komponen tersebut terdiri dari neuron (sel saraf), supporting cell, neurothrophin, sinaps, serta suatu proses yang dinamakan dengan aksi potensial.
System saraf disusun oleh sel-sel saraf yang disebut dengan neuron, jumlah neuron kurang lebih 10 pangkat 11. Suatu sel saraf terdiri atas badan sel, dendrite dan akson. Impuls dihantarkan antar neuron yang satu ke neuron yang lainnya akan masuk melalui dendrite ke badan sel yang kemudian akan diteruskan menuju akson untuk dihantarkan ke neuron berikutnya. Penghantaran impuls tersebut dalam bentuk penghantaran arus listrik yang dijalarkan dalam suatu proses yang disebut potensial aksi. Selubung myelin pada akson berguna untuk mempercepat hantaran impuls karena sifat resistensi listrik yang dimiliki oleh selubung myelin menyebabkan terjadinya saltatory conduction pada saat konduksi impuls yaitu impuls “meloncat” dari nodus ranvier yang satu ke yang lainnya. Perambatan potensial aksi yang terjadi dapat dipicu oleh factor-faktor seperti rangsangan listrik, kompresi, maupun rangsangan mekanis pada serabut saraf. Terdapat tiga tahapan dalam potensial aksi yang diawali dengan potensial membrane (fase istirahat) pada sel saraf (neuron) kemudian dilanjutkan dengan proses depolarisasi dan repolarisasi. Pada fase potensial membrane, ion Na lebih banyak berada diluar membrane sehingga bagian dalam membrane lebih negative dibandingkan bagian luar membrane. Ketika hantaran impuls mencapai membrane tersebut akan segera terbentuk tahapan depolarisasi dimana permeabilitas membrane terhadap ion Na meningkat sehingga banyak ion Na akan berdifusi kearah dalam menyebabkan bagian dalam membrane menjadi lebih positif dibandingkan bagian luarnya. Selanjutnya permeabilitas membrane pada ion K akan meningkat sehingga ion K yang pada awalnya banyak terdapat di dalam akan berpindah keluar yang menyebabkan bagian luar membrane kembali menjadi lebih positif, proses ini dinamakan repolarisasi. Potensial membran negatif terbentuk kembali dalam waktu kurang dari semilidetik segera setelah hantaran impuls saraf sepanjang membran saraf dapat terjadi melalui transpor aktif ion Na , pemompaan elektrogenik ion Na dan K maupun dengan cara difusi. Potensial aksi akan terus merambat untuk menghantarkan impuls dari neuron yang satu ke neuron yang lainnya dan akan melalui daerah kontak antarneuron yang disebut sinaps. Saat impuls melaui sinaps, impuls bisa saja dihambat, diubah, maupun diintegrasikan ke neuron berikutnya karena sinaps melakukan tindakan selektif terhadap impuls yang akan lewat. Penyebaran potensial aksi yang memasuki bongkol sinaptik menyebabkan sejumlah kecil ion Kalsium masuk ke dalam bongkol tersebut. Diduga ion kalsium ini menarik vesikell transmiter ke membran dan pada saat bersamaan menyebabkan satu atau lebih di antaranya pecah dan mencurahkan isinya ke dalam celah sinaptik. Pada neuron pascasinaps mengandung molekul reseptor khusus yang dapat mengikat zat transmiter yang dapat bersifat eksitasi ataupun menginhibisi impuls. Neuron tidak dapat berdiri sendiri tanpa sel-sel penyokong atau supporting cell yang disebut dengan neuroglia. Sebagian besar neuron pada SSP dan SST dikelilingi oleh sel-sel satelit. Ada beberapa fungsi dari sel-sel glia tersebut antara lain membentuk selebung myelin pada akson (oligodendrocytes & sel schwann), sebagai fagosit terhadap benda asing (microglia), mengatur lingkungan eksternal neuron pada SSP (astrocytes), dan membatasi ruang pada otak dan saluran pada spinal cord (ependymal cell). Selain disokong oleh sel-sel glia, neuron juga memerlukan neurothrophin yang berperan dalam pertumbuhan sel-sel nya. Salah satu neurothrophin adalah NGF dan Neurotrophin-3 : berfungsi dalam perkembangan sensory neuron dan sympathetic ganglia, serta regenerasi neuron. GDNF berfungsi mempertahankan spinal motor neuron, mempertahankan neurons di otak yang menggunakan chemical dopamine sebagai neurotransmitter.

No comments:

Post a Comment